Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 Wacana Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Spm)

 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal  PERMENDAGRI NOMOR 100 TAHUN 2018  TENTANG  PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL  (SPM)

Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) diterbitkan dengan pertimbangan untuk  melaksanakan  ketentuan  Pasal  16  Peraturan Pemerintah  Nomor  2  Tahun  2018  tentang  Standar  Pelayanan Minimal.

Menurut Permendagri Nomor 100 Tahun 2018, Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah  ketentuan  mengenai  jenis  dan  mutu  Pelayanan Dasar  yang  merupakan  Urusan  Pemerintahan  Wajib  yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Sedangkan yang dimaksud Penerapan SPM yaitu pelaksanaan SPM yang dimulai dari tahapan  pengumpulan  data,  penghitungan  kebutuhan pemenuhan  Pelayanan  Dasar,  penyusunan  rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dan pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.

Berdasarkan Pasal 2  Permendagri Nomor 100 Tahun 2018,  Pemerintah  Daerah  menerapkan  SPM  untuk pemenuhan Jenis Pelayanan  Dasar dan  Mutu  Pelayanan  Dasar  yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.


 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal  PERMENDAGRI NOMOR 100 TAHUN 2018  TENTANG  PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL  (SPM)

Berikut ini Pembagian Jenis pelayanan dasar pada daearah tingkat I atau Provinsi dan tempat tingkat II atau Kabupaten berdasarkan Pasal 3  Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Jenis Pelayanan Dasar untuk tempat provinsi terdiri atas:
a.  pendidikan menengah;
b.  pendidikan khusus;
c.  pelayanan  kesehatan  bagi  penduduk  terdampak  krisis kesehatan jawaban peristiwa dan/atau berpotensi peristiwa tempat provinsi;
d.  pelayanan  kesehatan  bagi  penduduk  pada  kondisi insiden luar biasa tempat provinsi;
e. pemenuhan  kebutuhan  air  minum  curah  lintas  daerah kabupaten / kota; 
f.  penyediaan  pelayanan  pengolahan  air limbah  domestik regional lintas tempat kabupaten / kota;
g. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban peristiwa tempat provinsi; 
h. fasilitasi  penyediaan  rumah  yang  layak  huni  bagi masyarakat  yang  terkena  relokasi  program  Pemerintah Daerah provinsi;
i.  pelayanan  ketenteraman  dan  ketertiban  umum tempat provinsi;
j.  rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di dalam panti;
k.  rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di dalam panti;
l.  rehabilitasi  sosial  dasar  lanjut  usia  terlantar  di  dalam panti;
m. rehabilitasi  sosial  dasar  tuna  sosial  khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti; dan
n. pinjaman dan jaminan sosial pada ketika dan sehabis tanggap  darurat peristiwa bagi  korban  bencana tempat provinsi.

Sedangkan Jenis Pelayanan Dasar untuk tempat kabupaten/kota terdiri atas:
a.  pendidikan anak usia dini;
b.  pendidikan dasar; 
c.  pendidikan kesetaraan;
d.  pelayanan kesehatan ibu hamil;
e.  pelayanan kesehatan ibu bersalin;
f.  pelayanan kesehatan bayi gres lahir;
g.  pelayanan kesehatan balita;
h.  pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
i.  pelayanan kesehatan pada usia produktif;
j.  pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
k.  pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
l.  pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
m.  pelayanan  kesehatan  orang  dengan  gangguan  jiwa berat;
n.  pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; 
o.  pelayanan  kesehatan  orang  dengan  risiko  terinfeksi virus  yang  melemahkan  daya  tahan  tubuh  manusia (Human Immunodeficiency Virus);
p.  pemenuhan kebutuhan pokok air minum sehari-hari; 
q.  penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik;
r.  penyediaan  dan  rehabilitasi  rumah  yang  layak  huni bagi korban peristiwa tempat kabupaten/kota; 
s.  fasilitasi  penyediaan  rumah  yang  layak  huni  bagi masyarakat  yang  terkena  relokasi  program  Pemerintah Daerah kabupaten/kota;
t.  pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum;
u.  pelayanan warta rawan bencana;
v.  pelayanan  pencegahan  dan  kesiapsiagaan  terhadap bencana;
w.  pelayanan  penyelamatan  dan  evakuasi  korban bencana; 
x.  pelayanan  penyelamatan  dan  evakuasi  korban kebakaran;
y.  rehabilitasi  sosial  dasar  penyandang  disabilitas terlantar di luar panti;
z.  rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di luar panti;
1). rehabilitasi  sosial  dasar  lanjut  usia  terlantar  di  luar panti;
2). rehabilitasi  sosial  dasar  tuna  sosial  khususnya gelandangan dan pengemis di luar panti; dan
3). pinjaman dan jaminan sosial pada ketika dan sehabis tanggap  darurat  bencana  bagi  korban  bencana tempat kabupaten/kota.

Adapun Tahapan penerapan SPM berdasarkan pasal 4 Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dinyatakan bahwa Penerapan SPM dilakukan dengan tahapan:
a. pengumpulan data;
b. penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar; 
c. penyusunan planning pemenuhan Pelayanan Dasar; dan
d. pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.

Selengkapnya bagaimana cara Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan Pelayanan Dasar, Penyusunan Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar, dan Pelaksanaan Pemenuhan Pelayanan Dasar silahkan baca dan download Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM).




Link Download Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 ---DISINI---

Baca Juga !
Peraturan Pemerintah  (PP) Nomor  2  Tahun  2018  tentang  Standar  Pelayanan Minimal (DISINI)
Permendikbud  Nomor  32  Tahun  2018  tentang  Standar  Teknis Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan (DISINI)

Demikian warta perihal Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Semoga ada manfaatnya, terima kasih.





= Baca Juga =



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 Wacana Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Spm)"

Posting Komentar