Upaya penangangan darurat pasca Tsunami Selat Sunda dan Banten masih terus dilakukan. Tm SAR adonan terus mencari korban yang berada di bawah puing-puing material hanyutan tsunami. Juga menyisir kawasan di sepanjang pantai terdampak. Tim SAR adonan menemukan jenasah korban di sekitar pantai Pandeglang dan Serang. Penanganan pengungsi terus dilakukan dengan mengirim dan mendistribusikan proteksi logistic. Tiga helicopter BNPB hilir pulang kampung mengirim logistic ke beberapa desa di Kecamatan Sumur Pandeglang..
Hingga H+7 pada 29/12/2018 tercatat korban tsunami di Selat Sunda yaitu 431 orag meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi. Kerugian material antara lain 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 bahtera dan kapal rusak dan beberapa kerusakan akomodasi publik. Korban dan kerusakan material ini berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus.
Jumlah korban dan efek tragedi paling banyak terjadi di Pandeglang. Tercatat 292 orang meninggal dunia, 3.976 orang luka-luka, 8 orang hilang, dan 33.136 orang mengungsi. Kondisi pengungsi masih memerlukan bantuan. Pengungsi memerlukan proteksi kebutuhan dasar ibarat permakanan, air bersih, MCK, pakaian layak pakai, selimut, tikar, pelayanan medis, dan lainnya. Bantuan logistik terus dikirim namun terkendala distribusi ke titik pengungsian yang aksesnya cukup sulit dijangkau dan cuaca, khususnya di kawasan Sumur.
Untuk membantu proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban di Sumur maka dikerahkan 31 alat berat berupa 9 unit excavator, 1 unit greader, 4 unit loader, 3 unit tronton, dan 14 unit dump truck. Tiga helicopter dikerahkan untuk mengirim logistic dari udara.
Di Kabupaten Serang, tercatat 21 orang meninggal dunia, 247 orang luka-luka, dan 4.399 orang mengungsi. Sementara itu, di Lampung Selatan tercatat 116 orang meninggal dunia, 2.976 orang luka-luka, 7 orang hilang dan 7.880 orang mengungsi. Sedangkan di Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka dan 231 orang mengungsi, dan di Tanggamus 1 orang meninggal dunia dan 1.000 orang mengungsi.
Jumlah pengungsi pada malam hari sering lebih banyak daripada siang. Sebab pada siang hari sebagian pengungsi bekerja atau kembali ke rumahnya, pada malam hari kembali ke tempat pengungsian.
Penangananan darurat masih berlangsung. Kepala kawasan telah menetapkan masa tanggap darurat di 4 wilayahnya yaitu Kabupaten Pandeglang (22/12/2018 sampai 4/1/2019), Serang (22/12/2018 sampai 4/1/2019), Lampung Selatan (23/12/2018 – 29/12/2018), dan Provinsi Banten (27/12/2018 sampai 9/1/2018). Kemungkinan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan akan diperpanjang mengingat masih banyak korban yang perlu ditangani dan kebutuhan darurat masih diharapkan untuk kemudahan jalan masuk dalam penanganan bencana. Pada hari ini akan dilakukan rapat koordinasi membahas perpanjangan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan.
Untuk membantu operasional darurat, maka BNPB telah memperlihatkan proteksi dana siap pakai Rp 500 juta kepada BPBD Pandeglang, dan Rp 250 juta kepada BPBD Lampung. Selain itu proteksi logistik juga terus dikirimkan.
Pemerintah sentra dari TNI, Polri, aneka macam kementerian/lembaga bersama NGO, relawan, dunia perjuangan terus memperlihatkan proteksi kepada masyarakat yang kawasan terdampak tsunami di Selat Sunda. Secara umum penanganan terkoordinasi dan berjalan dengan baik.
PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan bahwa badan Gunung Anak Krakatau telah berubah akhir erupsi yang menerus. Berdasarkan pengamatan visual dan pengukuran, tinggi Gunung Anak Krakatau yang semula 338 meter, dikala ini hanya 110 meter. Volume Gunung Anak Krakatau menurun. Volume yang hilang diperkirakan 150-180 juta meter kubik. Volume yang tersisa dikala ini berkisar 40-70 juta meter kubik. Berkurangnya volume badan Gunung Anak Krakarau ini diperkirakan alasannya yaitu adanya proses rayapan badan gunungapi yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 24-27/12/2018.
Pengamatan acara vulkanik Gunung Anak Krakatau masih terus dipantau secara intensif oleh PVMBG. Status Gunung Anak Krakatau tetap di level Siaga (Level III). Direkomendasikan kepada masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau di dalam radius 5 km dari kawah alasannya yaitu berbahaya dari lontaran watu pijar, ajaran lava, awan panas dan hujan bubuk pekat.
0 Response to "Jumlah Korban Tsunami Selat Sunda Bertambah, Volume Badan Gunung Anak Krakatau Berkurang"
Posting Komentar